Pasar-Pasar Berkembang di Asia Pasifik Mengalami Peningkatan Kualitas Media Periklanan— Media Quality Report dari Integral Ad Science
Sejumlah Perkembangan Teknologi Iklan Terprogram Terus Meningkatkan Kualitas Impresi Media Periklanan
JAKARTA, Indonesia, 31 Maret 2022 /PRNewswire/ — Hari ini, Integral Ad Science (Nasdaq: IAS), pemimpin industri global yang menjamin kualitas media digital, menerbitkan “Media Quality Report” edisi ke-16. Laporan ini menyajikan transparansi tentang kinerja dan kualitas media periklanan digital di Asia Pasifik, dan perbandingannya di tingkat global.
Sejumlah temuan penting dari laporan ini termasuk:
Tingkat penipuan iklan desktop display di Singapura mencapai angka tertinggi di seluruh dunia
Tingkat penipuan iklan (ad fraud) global mengalami peningkatan dalam seluruh format dan lingkungan media pada Semester II-2021. Angka ad fraud untuk iklan desktop display yang tertinggi berada di Singapura, yakni 4,1%. Angka ad fraud tertinggi kedua berada di Vietnam (2,6%) dan Jepang dengan angka serupa, 2,6%, serta Indonesia (0,7%). India menjadi satu-satunya pasar di Asia yang mengalami penurunan tingkat ad fraud untuk iklan desktop display hingga menjadi 1,1%. Angka optimised-against-ad-fraud di seluruh dunia tercatat sebesar 1,4%, namun angka non-optimised ad fraud berpotensi mencapai 10,7%.
Iklan digital terprogram di seluruh kanal display ad di India, Indonesia, dan Vietnam memiliki angka ad fraud yang lebih rendah dibandingkan metode iklan publisher direct buys. Penggunaan solusi pre-bid turut menawarkan proteksi dari ad fraud saat membeli iklan terprogram. Untuk iklan video desktop, Australia memiliki tingkat ad fraud tertinggi di dunia, yakni 2,9%.
Di seluruh dunia, lingkungan perangkat seluler tetap lebih aman ketimbang desktop. Sementara, angka optimised-against-ad-fraud bertahan pada 0,5%, atau di bawah angka iklan display dan iklan video di dunia.
Di Asia Pasifik, Jepang mencatat tingkat ad fraud tertinggi untuk iklan mobile web display, tepatnya 1,5%, menurun 2,7% secara tahunan. Sementara, Singapura dan Vietnam mengalami kenaikan tingkat optimised-against-ad-fraud untuk iklan mobile web display hingga mencapai 0,8%. Tingkat ad fraud untuk iklan mobile web display di Indonesia tercatat sebesar 0,2%. Untuk iklan mobile web video, Australia mengalami penurunan tingkat ad fraud menjadi 0,4%.
Risiko merek menurun hingga mencapai rekor terendah pada seluruh lingkungan media, didukung strategi periklanan kontekstual
Tingkat risiko merek (brand risk) menurun hingga mencapai rekor terendah pada Semester II-2021. Hal ini didukung penggunaan solusi periklanan kontekstual yang semakin marak, regulasi privasi data yang bertambah ketat, serta dampak positif dari strategi periklanan kontekstual terhadap penayangan iklan bagi konsumen.
India, Selandia Baru, dan Australia mengalami risiko merek terendah untuk iklan display. Masing-masing negara ini mengalami penurunan tahunan sebesar 1,5 poin persentase, bahkan lebih. Untuk iklan desktop display, penurunan drastis dialami Indonesia hingga tingkat risiko merek mencapai 0,9%, sedangkan, tingkat risiko merek untuk iklan mobile web display berkurang 14,7 poin persentase menjadi 1,3%. Singapura mengalami penurunan tingkat risiko merek tahunan menjadi 1,0%, dari 2,4%, untuk iklan mobile web display. Sementara, inventori iklan terprogram untuk iklan desktop display memiliki risiko merek yang lebih besar ketimbang metode publisher direct di pasar-pasar Asia Pasifik yang disurvei. Tren ini menunjukkan pentingnya implementasi strategi pre-bid dan post-bid demi melindungi reputasi merek.
Pasar-pasar periklanan digital yang tengah berkembang mengalami peningkatan performa viewability
Beberapa peningkatan drastis dalam angka display viewability terjadi di pasar-pasar periklanan digital yang tengah berkembang. Hal tersebut menunjukkan ketergantungan pasar-pasar ini terhadap display advertising di tengah terbatasnya konten video premium yang diproduksi secara lokal. India dan Indonesia mengalami peningkatan viewability untuk iklan mobile app display masing-masing sebesar 9,5 dan 7,3 poin persentase. Di Asia Pasifik, Australia mengalami tingkat viewability tertinggi untuk desktop display (72,4%), disusul Selandia Baru (66,6%), Indonesia (65,8%), Singapura (65,0%), sedangkan, Vietnam (64,7%) bersama India (59,5%), dan Jepang (53,5%) memiliki tingkat viewability terendah di seluruh dunia.
Tingkat viewability untuk iklan mobile web display meningkat secara signifikan di Vietnam (+6,2 poin persentase) dan Indonesia (+4,6 poin persentase). Iklan mobile app display berkembang pesat di sebagian besar format sehingga angka viewability globalnya mencapai 77,6%. Tingkat viewability di lingkungan aplikasi seluler juga didukung pesatnya penggunaan Open Measurement SDK, common code, dan koleksi IAB Tech Lab yang memfasilitasi akses pihak ketiga terhadap data pengukuran (measurement data).
Laura Quigley, SVP, Asia Pasifik, IAS, berkata, “Kami gembira atas peningkatan kinerja kualitas media digital di pasar-pasar berkembang di Asia Pasifik. Para penerbit media mengevaluasi inventori iklan, dan merancang ulang situsnya demi memperoleh tingkat perhatian publik dan viewability yang semakin tinggi bagi klien. Penerbit media juga menjalankan strategi yang menghindari risiko merek dan menurunkan tingkat ad fraud. Hasilnya, langkah-langkah ini meningkatkan kualitas inventori iklan. Dari perspektif buy-side, pengiklan harus memiliki strategi pre-bid dan post-bid, serta menggunakan solusi verifikasi iklan digital yang menjamin bahwa impresi media atas iklan direct buy dan iklan terprogram terlindungi dan dioptimalkan sehingga mendatangkan dampak positif dan ROI terbaik.”
“Media Quality Report – 16th Edition” dari Integral Ad Science memaparkan tren-tren brand safety, ad fraud, dan viewability pada iklan display, video, mobile web, dan in-app. Laporan ini menganalisis miliaran data global dari kampanye periklanan yang berlangsung dari 1 Juli-31 Desember 2021. Laporan selengkapnya tersedia di tautan ini.
Narahubung:Pooja Singh
+65-90615135
psingh@integralads.com